Senin, 17 Oktober 2016

Di Balik Dilema Mazda dan Ford Tinggalkan Indonesia

Dunia otomotif terutama industri mobil mengalami pergeseran signifikan. Tidak tanggung-tanggung, dua prinsipal mobil dunia, yakni Mazda Motor Corp dan Ford Motor Company, meninggalkan pasar Indonesia.

Kinerja penjualan yang jelek dengan penurunan signifikan disinyalir menjadi faktor utama perubahan strategi kedua prinsipal tersebut.

Mazda Motor Corp mengalihkan bisnis distribusi kendaraan dan suku cadang di Indonesia kepada PT Eurokars Motor Indonesia (Eurokars). Dengan demikian, PT Mazda Motor Indonesia (MMI) mengundurkan diri menjadi agen pemegang merek Mazda di Indonesia.

Menurut pernyataan resmi dalam website MMI, pengalihan bisnis distribusi kendaraan dan suku cadang Mazda kepada Eurokars merupakan bagian dari usaha untuk memperkuat bisnis di Indonesia.

Pasar kendaraan bermotor di Indonesia telah berkembang terus-menerus, dan kondisi pasar berubah dengan begitu cepatnya.

Bertujuan merespons dengan cepat atas perubahan dalam iklim usaha dan memaksimalkan kesempatan untuk berkembang, MMI memutuskan untuk mengalihkan bisnis distribusi kendaraan dan suku cadang Mazda kepada Eurokars untuk melokalkan manajemennya demi kegiatan usaha yang cepat dan efisien.

Eurokars Motor Indonesia akan mulai beroperasi sebagai distributor Mazda pada Februari 2017 mendatang.

Nantinya, Eurokars bertindak sebagai diler Mazda di Indonesia, mendistribusikan kendaraan Mazda di Singapura, dan bertindak sebagai diler Mazda di Australia. Di ketiga pasar tersebut, mereka telah menciptakan kontribusi yang diperhitungkan bagi perkembangan merek Mazda.

”Dengan mempergunakan keahlian dan pengalaman yang dimiliki dalam bisnis mobil di Indonesia, Eurokars Grup akan memperkenalkan aktivitas penjualan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di pasar ini dan mempercepat peningkatan pelayanan pelanggan kami,” ucap Keizo Okue, Presiden Direktur dari MMI.

“Saya yakin mereka akan lebih memperkuat merek Mazda di Indonesia,” imbuh Okue San.

Hingga Agustus 2016, distribusi dari pabrik ke dealer (wholesale) mobil Mazda mencapai 4.303 unit, turun 27% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5.828 unit.

Dengan acuan data tersebut ditambah lagi faktor efisiensi, tak heran bila prinsipal akhirnya melepas keagenan PT Mazda Motor Indonesia dan melemparnya ke PT Eurokars Motor Indonesia.

Sebagaimana diketahui, Eurokars Grup bertindak sebagai dealer Mazda di Indonesia. Selain itu, mereka juga mendistribusikan kendaraan Mazda di Singapura dan bertindak sebagai diler Mazda di Australia.

Mazda melihat Eurokars punya kontribusi yang patut diperhitungkan dalam perkembangan brand mereka di tiga negara tersebut.

Sebelum Mazda, PT Ford Motor Indonesia, anak usaha prinsipal mobil asal Amerika Serikat yakni Ford, telah lebih dulu menutup seluruh operasional di Indonesia dan hengkang dari negeri ini karena kalah bersaing dari prinsipal mobil Jepang. Keputusan bisnis yang mencakup penutupan dealership Ford, menghentikan penjualan dan impor resmi semua kendaraan Ford itu akan dilakukan pada semester II 2016.

Kabar penutupan itu disiarkan melalui laman resmi Ford Indonesia, Januari 2016. “Ini keputusan bisnis yang sulit untuk mundur dari seluruh operasi kami di Indonesia pada paro kedua tahun ini. Termasuk menutup dealership Ford dan menghentikan penjualan dan impor resmi semua kendaraan Ford,” tegas Managing Director FMI Bagus Susanto.

Dia menyampaikan, pemilik mobil Ford bisa terus mengunjungi diler Ford untuk semua dukungan layanan penjualan, servis, dan garansi hingga beberapa waktu ke depan pada tahun ini. “Kami akan menghubungi Anda lagi sebelum proses pergantian untuk memberitahukan peraturan yang baru,” ungkapnya.

Pihaknya berterima kasih atas minat, dukungan, dan kesetiaan para customer terhadap merek Ford. Dia berjanji mengomunikasikan perkembangan yang ada melalui website resmi Ford selama fase peralihan ini.

Communication Director PT Ford Motor Indonesia (FMI) Lea Kartika menambahkan, keputusan bisnis tersebut sesuai arahan dari prinsipal Ford Indonesia yang mulai kemarin (25/1) menghentikan seluruh operasi. “Ini memang keputusan yang sulit. Tapi, itulah risiko bisnis,” ujar Lea Kartika.

Dia mengaku, FMI telah berusaha keras untuk membangun fondasi bisnis Ford di Indonesia sejak 2000. Selama masa itu, penjualan Ford di Indonesia juga sering meningkat. Namun, Lea mengungkapkan, tantangan pada 2015 menjadi semakin berat. “Seperti merek-merek lain, penjualan kami juga tertekan,” katanya.

Merujuk pada data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Ford di Indonesia pada 2014 mencapai 11.614 unit, sedangkan pada 2015 hanya 6.103 unit atau menurun 47,4 persen. “Ford sulit bersaing di Indonesia karena tidak memiliki fasilitas produksi lokal,” jelasnya.
(*)

Sumber: di sini
* Butuh data industri atau riset pasar, klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar