Rabu, 01 Februari 2017

Penjualan Minuman Anjlok Paling Dalam di Akhir 2016


Penjualan minuman (beverages) pada akhir 2016 tercatat mengalami penurunan baik secara volume maupun nilai dibanding periode yang sama tahun 2015. Penurunan tersebut tercatat paling buruk dibanding segmen consumer goods lainnya, yakni makanan (food), dairy, personal care, dan home care.

Penjualan minuman anjlok -10% secara nilai (value growth) dan -12% secara volume (volume growth) periode 12 minggu hingga Oktober 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan itu terekam dalam riset dan survei Kantar Worldpanel yang hasilnya diterima duniaindustri.com.

Menurut Kantar Worldpanel, penjualan makanan juga turun -3% secara nilai dan anjlok -4% secara volume. Berbeda halnya dengan penjualan produk dairy yang tumbuh 4% secara nilai, tapi turun -3% secara volume.

Dua segmen industri consumer goods lainnya, yakni personal care dan home care, justru tumbuh signifikan pada akhir 2016. Penjualan produk personal care tumbuh 15% secara nilai, tertinggi dibanding segmen lainnya, dan tumbuh 8% secara volume. Sementara penjualan produk home care juga tumbuh 7% secara nilai, dan tumbuh 2% secara volume.

Dilihat porsinya, penjualan makanan berkontribusi 38% dari total pasar fast moving consumer goods (FMCG) di Indonesia, disusul kontribusi 18% dari penjualan minuman, 18% dari penjualan personal care, 15% dari penjualan dairy, dan 12% dari penjualan produk home care.

Pada semester I 2016, pasar produk consumer goods juga belum mampu bangkit, seiring perlambatan ekonomi nasional yang memukul daya beli konsumen. Pelemahan demand produk consumer goods secara volume menjadi yang terburuk dalam tujuh kuartal terakhir, menandakan tekanan berat bagi produsen.

Di semester I 2016, penjualan produk makanan anjlok -7% secara volume, namun naik 2% secara nilai. Sedangkan produk dairy tumbuh 2% secara volume dan meningkat 6% secara nilai. Penjualan produk minuman juga turun -1% secara volume, tapi tumbuh 7% secara nilai. Penjualan produk home care tumbuh 1% secara volume dan naik 9% secara nilai. Penjualan produk personal care tumbuh paling tinggi di antara kategori consumer goods, yakni tumbuh 7% secara volume dan naik 11% secara nilai.

Meski penjualan produk makanan dan minuman masih dalam teritori negatif secara volume, terjadi perbaikan di kategori-kategori lain terutama produk personal care. Kondisi di akhir Juni 2016 juga lebih baik dibanding Februari 2016 saat seluruh kategori produk consumer goods menderita pertumbuhan negatif per Februari 2016 mengindikasikan tekanan berat dialami daya beli konsumen. Dilihat dari tren makro ekonomi, inflasi pada Juni 2016 naik menjadi 3,45% dari inflasi Mei 2016 sebesar 3,33%.

Perekonomian Indonesia tumbuh 4,92% pada kuartal I 2016, sedikit di atas ekspektasi 4,91%. Sementara nilai mata uang rupiah menguat sekitar 0,5% pada Juni 2016 di level Rp 13.422/US$ dibanding bulan sebelumnya.

Fast moving consumer goods mencakup barang-barang konsumsi yang dibutuhkan sehari-hari atau dibutuhkan secara berkala dalam periode waktu tertentu yang singkat. Barang konsumsi jenis itu mencakup produk-produk makanan (food), peralatan rumah tangga (household), dan perawatan tubuh (personal care). Berbeda dengan barang tahan lama (durable goods), barang-barang fast moving consumer goods memiliki umur simpan yang singkat, baik sebagai akibat dari permintaan konsumen tinggi maupun karena produk yang cepat rusak.

Pasar FMCG di Indonesia tumbuh rata-rata per tahun (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 16,6% periode 2004-2010, di tengah fluktuasi inflasi yang dapat menahan maupun menggerus daya beli masyarakat. Sementara periode 2011 hingga saat ini, pertumbuhan pasar diperkirakan sekitar 13%. Namun, tekanan berat yang dihadapi konsumen mengubah tren pasar pada 2015-2016.(*)

Sumber: di sini
* Butuh riset pasar dan data industri spesifik, klik di sini
** Kesulitan request data untuk keperluan market intelligence atau penelitian pasar, klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar